.post-body img { width:500px! important; height:auto! important;}

Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header Ad

//

Breaking News

latest

Cerpen Wanita Misterius

WANITA MISTERIUS OLEH : SEKAR AYU LARASATi Aku tak pernah jemu memandangi wajahnya yang aneh tapi cantik itu.Kalau ...



WANITA MISTERIUS
OLEH : SEKAR AYU LARASATi
wanita misterius

Aku tak pernah jemu memandangi wajahnya yang aneh tapi cantik itu.Kalau aku sedang sibuk bekerja membajak sawah tetangga,dia tidak mau pergi atau pulang kerumah.Malah setia menungguiku di gubuk kecil yang sudah reyot ini.Entah uang dari mana,ketika adzan dhuhur berkumandang dan aku baru pulang dari langgar,dia selalu membawa makanan enak seperti nasi,ikan nila,dan sambal terasi,lengkap dengan lalapan.Aku memang tak pernah menggubris dan bertanya langsung tentang masalah ini.Tapi aku juga tidak bodoh,aku menyuruh Gimawan untuk membuntuti wanita itu.Tapi usaha ini selalu gagal.Sia-sia.Sambil makan siang di gubuk bersama wanita aneh tapicantik itu,sambil melihat hamparan sawah yang hijau membentang.Sesekali aku mencuri pandang dan berusaha mendapatkan tatapan matanya yang teduh tapi tegas itu.Namun,ternyata sedari tadi dia tidak pernah lepas memandangiku.Jika tahu nasi di daun pisang ini habis,dia langsung mengambil nasi.Tapi,untuk siang ini rasanya perutku sudah cukup kenyang.Jadi,dengan telapak tangan mengahadap kearahnya,itu tanda kalau aku sudah cukup kenyang.
          
Awan mendung ikut menemani ku bekerja di sawah,bulir keringat ini untuk biaya aku luar kota.Kurang sedikit lagi pekerjaanku selesai.Tapi hujan deras serta sambaran petir yang kerasnya bukan main,cukup membuatku ngeri.Kutengok ke gubuk,ah dia sudah pergi.Memang selalu begini,kalau ada hujan sedikit pun dia langsung pulang tanpa menghiraukan aku yang menggigil kedinginan.Suryono yang rumahnya berhadapan langsung dengan gubuk reyot ini,langsung berinisiatif menjemputku dengan payung.
“Cepat! untuk sementara kau di rumahku dulu.”
“Taklah ,terimakasih.Pekerjaan rumahku masih  banyak.Kalau boleh,pinjamkan aku payung untuk pulang.”
“Hei,ada apa denganmu.Aku ini kawan lamamu.Jangan kau anggapaku orang asing.Berteduhlah barang sebentar untuk menghangatkan badanmu yang kedinginan ini.”
“Kau tidak terganggu?”
“Tidak,aku di rumah dengan istriku dan anakku yang paling bungsu saja.”
“Kemana yang sulung?”
“Mencari kerja di Jakarta.Dan katanya dia sudah punya pekerjaan yang mapan.Sudah tidak ikut orang.”
“Tak kaget aku mendengarnya.Anak sulungmu itu prihatinnya luar biasa.”
            Lama mengobrol di pelataran rumah sambil melihat sapi-sapi yang sedang makan.Tiba-tiba Suryono bertanya,”Kau tau Gimawan?”
“Tahulah,ada apa?”kukernyitkan dahiku sambil menyeruput wedang bajigur buatan istri Suryono.
“Dia hilang.”
“HILANG!!”
“Iya,dia hilang.Kata warga dia hilang setelah malam Jumat kemarin itu.”
“Kenapa aku tak tahu kabar ini.”
Kalau tidak salah malam Jumat itu,ketika aku meyuruh Gimawan membuntuti wanita yang setia menemaniku.
Apa memang benar,wanita itu yang menyembunyikan Gimawan.Coba besok kutanya.
“Bau melati.”
“Ayo cepat masuk,sementara kau menginap dulu di rumahku.Dari pada nanti kau menyusul Gimawan.”
“Baiklah,untuk malam inisaja.”
          
Sambil berbaring di kursi bambu buatan Suryono.Pandangan kuterus menerka siapa dibalik hilangnya Gimawan.Akhir-akhir ini aku juga merasa aneh dengan gelagat wanita ini.Dia semakin dekat saja dengan hidupku.Padahal kenal saja belum.Dan yang membuat ku aneh,kenapa kalau hujan turun entah deras atau pun tidak.Sosoknya langsung menghilang.
“Sur,kau tahu wanita yang bersamaku tadi siang?”
“Wanita?bukannya kau selalu bekerja sendirian?”
“Yang benar saja kau,dia selalu duduk menemaniku di gubuk itu.”Sambil ku tunjuk gubuk reyot di depan rumah Suryono.
“Kau ingin punya istri?”
“Kau betul-betul tak melihat atau hanya mengerjai ku saja?”
“Aku serius,lihat wajahku.”
“Lalu,siapa dia?”
“Memang kata tetangga sini,kau selalu berbicara sendiri menatap sesuatu di depanmu,padahal tak ada apa-apa.Sadarkah kau?”
Aku tak menggubris pertanyaan Suryono.Apa memang benar aku berbicara sendiri.Untuk masalah umurku yang memasuki kepala tiga,memang sudah seharusnya aku punya istri bahkan tiga orang anak.Coba besok aku minta ijin Sulastri pemilik sawah untuk libur sebentar.Karena aku mau pergi kekampung sebelah.
Tak terasa mataku sudah terpejam,aku merasa ada selimut hangat di tubuhku.Tiba-tiba wangi melati tercium sangat kuat.Betul,kuat sekali.Sampai aku harus menutup hidung.Aku terhenyak kaget.Sekarang dia berada di sebelahku sambil membawa cawan berisi abu.
“Apa ini?”
Dia tak mau menjawab,akhir-akhir ini dia lebih sering diam.Tapi tangannya yang dingin menggandeng tanganku,seperti mau menunjukkan sesuatu.
“Lihat siapa dia?”
Gimawan.Sedang apa dia.Kenapa dia bertingkah seperti kerbau.
“Kenapa dia seperti itu?”
“Aku tak suka dia.Perangainya kotor.”Jawabnya datar dan dingin.
“Jangan asal bicara kau.”
“Aku yang menyembunyikannya dari warga kampung.Biar saja.”
“Apa yang sudah kau lakukan?kembalikan dia ketempat yang lebih layak.”
“TIDAK!AKU TAK MAU MENGEMBALIKAN DIA,SEBELUM KAU MENGAWINIKU!”
Aku melongo ketakutan.
“Kau sadar telah bicara apa?”
“Tapi kau akan ikut keduniaku dan Gimawan kembali kedunianya.”
“WANITA SILUMAN!!!!”
Kutumpahkan abu di cawan yang sedari tadi di pegangnya dengan hati-hati.
“TIDAAAAAAAAAAAAAAAK!!!!!”
Biar saja dia menangis,yang penting Gimawan kembali ke desa ini.
“APA YANG KAU LAKUKAN!ABU INI KUKUMPULKAN LAMA SEKALI,HANYA UNTUK BERSANDING DENGANMU.”
“Aku tidak bisa bersanding dengan wanita seperti kau.Kau ini cantik,tapi aneh.”
“Aku selalu mengikuti kemanapun kau pergi.Dan baru sekarang aku bisa bertemu dengan dirimu.”


Tenyata aku mengigau luarbiasa,seperti orang bertarung dengan roh jahat.
“SEKARANG KEMBALIKAN GIMAWAN.”
Dia tetap tidak mau menggubris,tapi apa yang di rambutnya.Tusuk konde.Langsung saja ku cabut,
“AAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRGGGGGHHHHHHHHHHHHH!!!!LELAKI TAK TAHU DIRI!!!”
Kelamaan wajahnya yang cantiK itu berubah menjadi keriput dan mengerikan.
Dari kejauhan kulihat Gimawan memandangi kami dengan tatapan penuh harap untuk kembali ke asalnya.Entah apa yang terjadi,Suryono dan istrinya bersikeras membangunkanku yang bertingkah seperti orang kesurupan.Pukul 00.25 WIB.Bersamaan dengan kesadaranku yang bercucuran keringat.Dari ujung kampung terdengar suara orang berteriak menyebut namaGimawan.Setelah Suryono mencari tahu,Gimawan telah kembali.Wanita itu,ternyata siluman.Selang beberapa bulan.Sekiranya tabungan ini sudah cukup.Aku merantau ke ibukota,untuk mengejar mimpi.
TAMAT

No comments