Menyikapi Perbedaan dalam Islam Oleh: Yundriana Islam adalah agama rahmatan alamin . Sejak aw...
Menyikapi Perbedaan dalam Islam
Oleh: Yundriana
Islam adalah agama rahmatan alamin. Sejak awal diturunkannya, ajaran Islam penuh dengan kedamaian, tanpa unsur kekerasan dan pemaksaan. Sikap toleransi yang ditanamakan Islam kepada umatnya tidak hanya dilingkungan sesama penganut agama Islam saja, tapi juga terhadap non-muslim. Namun dibalik semua nilai-nilai kedamaian, kemanusian, dan toleransi yang ajarkan dalam agama Islam, apakah sudah menjadikan Islam sebagai agama yang paling kuat dan mendapat apresiasi dari semua pihak?
Jika melihat kenyataan yang terjadi di
lingkungan eksternal umat Islam saat ini, masih terdapat berbagai problematika
yang mungkin terlihat sepele tapi sulit untuk diselesaikan. Di
balik nilai-nilai keindahan yang terkandung di dalamnya, di sisi lain Islam
juga sering dianggap sebagai agama
yang keras, kejam, dan agama para teroris oleh pihak-pihak tertentu
Hal ini disebabkan
karena adanya kelompok-kelompok dari partai Islam yang sering melakukan
aksi-aksi yang dianggap mengganggu ketentraman masyarakat. Bukan hanya masalah
teroris yang diklaim mengganggu ketentraman umat manusia, perdebatan-perdebatan
yang terjadi di lingkungan internal umat Islam yang mengundang terjadinya
perpecahan antar umat Islam itu sendiri
juga dapat menurunkan citra Islam di mata agama lain.
Bukan hanya masalah
teroris yang diklaim mengganggu ketentraman umat manusia, perdebatan-perdebatan
yang terjadi di lingkungan internal umat Islam yang mengundang terjadinya
perpecahan antar umat Islam itu sendiri juga dapat menurunkan citra Islam di mata
agama lain.
Perbedaan Pendapat
Di
balik nilai-nilai toleransi yang diajarkan dalam Islam, tapi nyatanya nilai-nilai
tersebut masih sangat sulit diterapkan dalam kehidupan masyarakat islam itu
sendiri. Terutama bagi mereka yang mengaku aktivis Islam, Sampai berbuih-buih
mulutnya karena berkoar-koar di muka publik. Tapi, dalam penerapannya tak
selantang dengan suara yang mereka teriakkan.
Masalah
lain yang sampai hari ini sering menimbulkan perpecahan antar umat islm adalah
adanya perbedaan pendapat dalam memahami beberapa hukum yang tidak dirincikan
secara mendetail dalam al quran. Masing-masing sibuk mempertahankan ego dan
menganggap pendapat sendiri paling benar. Bahkan, ada yang spontan mencas orang
lain sesat karena tidak sependapat dengan pemahamannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, perbedaan pendapat dan cara pandang dalam menyikapi
suatu masalah memang lumrah terjadi. Karena manusia diciptakan Allah memang
tidak ada yang sama. Setiap individu tentu memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Maka tak heran jika dalam beragama pun, terdapat banyak hukum
yang muncul. Jangankan kita yang masih tergolong orang awam, para Imam saja
memiliki pendaat yang berbeda dalam merincikan hukum yang belum rinci dalam al
quran dan hadis. Akan tetapi, meski memiliki pendapat yang berbeda mereka tidak
pernah mengatakan pendapat imam yang lain itu salah. Berbeda dengan umat islam
zaman sekarang.
Sampai
hari ini masih banyak perbedaan yang mengundang terjadinya perdebatan sesama
orang Islam. Mulai dari masalah memperingati maulid nabi, jumlah rakaat pada
salat tarawih, hukum membaca qunut subuh, dan berbagai permasalahan lain yang
terus diperdebatkan sampai hari ini.
Berbicara masalah maulid, tidak ada gunanya kita saling
menuding dan menyalahkakan orang lain. Masing-masing punya alasan tersendiri.
Bagi mereka yang tidak mau kenduri maulid, memiliki alasan karena segala
sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh nabi termasuk perbuatan bid’ah. Sedangkan bagi mereka yang
senang dengan melaksankan maulid, juga memiliki alasan yang cukup masuk akal.
Menyambut hari kelahiran nabi adalah sebagai salah satu bukti kecintaan mereka kepada nabi.
Begitu pula dengan masalah salat tarawih danunut subuh. Tak ada
yang perlu diperdebatkan. Karena masing-masing memiliki dalil serta alasan yang
cukup logis. Ada pijakan yang mereka ambil. Lalu, apa yang perlu diperdebatkan?
Apakah dengan perdebatan-perdebatan yang penuh caci-maki dan kerusuhan, agama
Islam akan mengalami peningkatan? Bagaimana kita bisa menghadapi badai dari
luar, sementara kekuatan yang ada di dalam saja tidak bisa kita jaga.
Menyikapi Perbedaan
Jika umat Islam saat ini selalu
mempeributkan masalah perbedaan pendapat, maka Islam tidak pernah bisa bersatu.
Sedangkan persatuan adalah kekuatan terbesar yaang diperlukan oleh setiap umat
beragama untuk menjaga keutuhan dan kekokohan agamanya. Jika umat Islam saat
ini masih saling bermusuhan sesama Islam, saling mencela, saling mencurigai,
dan menganggap dirinya paling benar, maka kekuatan umat islam sangat mudah
untuk goyang.
Perpecahan yang terjadi dalam umat
Islam menjadi kesempatan emas bagi pihak-pihak tertentu yang tidak senang
dengan Islam. Maka tidak heran jika belakangan ini banyak umat Islam yang
begitu mudah berpaling ke agama lain. Tak terkecuali Aceh yang dikenal sebagai Nanggroe Seuramoe Makkah yang kental
dengan nilai-nilai agama, nyatanya ajaran sesat juga banyak masuk dalam
kehidupan masyarakat.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Jawaban yang paling simpel tentu karena iman mereka sangat tipis. Namun di luar
itu, pernahkah kita berfikir kenapa aliran sesat itu bisa masuk dalam kehidupan
masyarakat? Hal ini disebabkan karena saat ini umat Islam tidak memiliki
benteng yang kokoh untuk menghadapi musuh-musuh yang ingin menghancurkan Islam.
Umat Islam saat ini sterlalu ibuk
memperdebatkan masalah perbedaan-perbedaan cara beribadah dan hukum-hukum yang
terdapat dalam agama Islam, sehingga mereka lupa akan kewajiban dalam
mempertahankan kekokohan umat. Jika perbedaan ini terus diperdebatkan, maka
tidak akan pernah ada titik penyelesaiannya dan Islam akan terus berada dalam
perpecahan.
Oleh karena itu, sebagai orang awam
kita bisa berpedoman pada hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh para imam dan
ulama-ulama besar yang dianggap mampu dalam mengkaji hukum-hukum Islam. Namun
masalahnya sekarang adalah tidak semua ulama memiliki pendapat yang sama dalam
memandang dan menetapkan suatu hukum. Maka yang perlu kita lakukan adalah
mengikuti hukum yang telah ditetapkan oleh para ulama.
Kita boleh memilih mana yang menurut kita
paling benar dan sesuai. Namun, jangan menyalahkan orang lain yang tidak sama
dengan keyakinan kita. Jika ada yang bertanya siapa yang perlu diluruskan, orang
yang melakukan salat tarawih 20 rakaat atau delapan rakaat, maka jawaban yang
paling tepat adalah orang yang tidak pernah melaksanakan salat tarawih. Siapa
sebenarnya yang sesat, antara orang yang salat subuh tanpa qunut atau yang membaca qunut, maka jawaban paling tepat
adalah orang yang tidak pernah salat Subuh.
Semoga dengan adanya kesadaran dalam
diri setiap umat islam akan pentingnya sikap toleransi, saling melindungi, dan
menghargai pendapat orang lain. Sehingga akan tercipta ukhwah yang kuat antar
umat islam.
Penulis merupakan mahasiswi semester
tiga Jurusan Agribisnis Universitas Malikussaleh. Pegiat
di Komunitas Panteu Menulis Pasee,
Aceh Utara.
Note:
Tulisan ini pernah dimuat di Lintas Nasional
No comments