OPINI PUBLIK TERHADAP CITRA BURUK POLISI MELALUI MEDIA MASSA Oleh : Muhammad RizkiSitompul Akhir-akhir ...
OPINI
PUBLIK TERHADAP CITRA BURUK POLISI MELALUI MEDIA MASSA
Oleh : Muhammad
RizkiSitompul
Perilaku demikian dapat menimbulkan sikap sinis masyarakat terhadap institusi kepolisian.Pelanggaran
yang dilakukan oleh segelintir oknum polisi yang
tidak bertanggung jawab secara langsung dapat mencoreng wajah institusi kepolisian itu sendiri
yang mana seharusnya melindungi masyarakat dari tindak kejahatan.
Polisi
yang dulunya dianggab sebagai kawan dan menjadi panutan.telah berbanding terbalik dengan dianggabnya lawan
yang menimbulkan masalah.
Sehingga dalam masyarakat terpatri kesan bahwa bila berurusan dengan polisi berarti menghadapi masalah dan kesulitan
yang serius.dan menjadikan sebagian masyarakat anti dengan polisi.
Pencitraan positif
yang seharusnya di bangun sebagai komitmen menuju profesionalisme polisi,
ternyata sering di salah gunakan oleh oknumnya sendiri sehingga penegak hukum sering divonis dengan citra
yang negative. Dari hal tersebut timbullah opini tidak bagus dari masyarakat,
terlebih lagi media massa yang mengemas berita dan terkadang berlibihan yang
menjadikan perkara tersebut semakin memanas.
Fakta
yang terjadi di masyarakat memang tidak hanya polisi yang melakukan tindak kriminal.Tetapi Masyarakat dan
orang independen pun berpotensi melakukan tindak kejahatan tersebut.
Namun keberadaan media massa yang semakin hari semakin kritis dalam memberitakan suatu hal,
menjadikan media
massa dengan bebas melakukan pemberitaan kepada seluruh khalayak baik itu dari kalangan atas maupun kalangan bawah.
Media massa sebagai sumber informasi, lebih sering menyampaikan laporan non fiksi
yang ingin di ketahui masyarakat. walaupun ada sebagian media massa yang
sering memanipulasi informasi kepada seluruh khalayak.
Media
massa modern saat ini memiliki konstribusi signifikan dalam kehidupan manusia.
Masyarakat memerlukan media massa untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi,
pendidikan, hiburan dan hal lain. Jangkauan media massa yang sangat luas menjadikan hal kejadian terkecil apapun dapat diketahui oleh seluruh khalayak.
Media massa
yang mempunyai magis dalam membentuk opini public dapat sangat mudah memberi efek pada masyarakat.
Pemberitaan di media massa tentang tindak kriminal merupakan sarana pembentukan opini
public yang paling sensitif terhadap sesosok orang atau pun institusi.
Bagi sebagian masyarakat mungkin menggangab
media
massa terkesan berlebihan dalam memberitakan sebuah berita seperti berita tindak kriminal polisi.
Namun dalam keseluruhan masyarakat, media
merupakan sarana efektif untuk mengetahui dunia luar.Dan
juga dunia kepolisian khususnya.
Media
massa yang menjadi salah satu faktor yang menggiring masyarakat untuk beropini
negative terhadap berita yang di angkat terlalu banyak yang bersifat negative.berbeda dengan pandangan pihak kepolisian
yang menyatakan media cukup seimbang dalam memberitakan positif dan negatifnya,
walaupun ada beberapa polisi lain yang menyatakan media terlalu melebih-lebihkan dalam membuat suatu pemberitaan.
Persepsi masyarakat tidak serta merta terbentuk dengan sendirinya melainkan dari gabungan informasi langsung dari
media.Masyarakat sangat mudah dipengaruhi atas apa yang di saji oleh media
.sehingga mempersepsikan perilaku negative polisi itu lahir dari pemberitaan di media
massa dan mengakibatkan bahwa berita yang disajikan oleh media massa adalah benar adanya.
Vivian,
(2008:471) mengatakan bahwa media tidak mempunyai efek langsung,
dikarenakan masyarakat langsung mengutip dari berita di televisi, Koran,
majalah atau pun media massa lain, efek media akan timbul ketika kutipan dari media
massa tersebut ditambahi dengan pengalaman dari teman atau kenalan.
Masyarakat tidak serta merta mengungkapkan opininya dalam suatu interaksi sosial.Mereka cenderung menggungkapkan opini dalam hati terlebih dahulu.Ketika mereka dihadapkan pada sebuah interaksi sosial
yang mengharuskan dia menngungkapkan opini mereka pun masih memiliki pemikiran apakah opininya akan diungkapkan atau tidak.
Pengalaman masyarakat terhadap citra kepolisian juga terjalin dari
orang-orang sekitar yang bertukar pengalaman satu sama lain. Masyarakat yang
mempunyai pengalaman negatif mengenai polisi akan memberitakan kepada masyarakat lain
tentang apa yang terjadi antara dirinya dengan polisi sehingga menjadikan polisi menjadi
icon buruk bagi masyarakat walaupun itu belum tentu benar pemberitahuannya.
Media
massa memiliki andil besar dalam memberitakan berita tentang tindak kriminal polisi,
hal ini menimbulkan penegasan terhadap ironi yang
terjadi bahwa penegak hukum seperti polisi pun melakukan tindak kriminal yang
tidak seharusnya dilakukan.
Teori
minimalist effect mengungkapkan bahwa efek media tidak semuanya dapat mempengaruhi masyarakat karena ada sebagian masyarakat
yang menampung pemberitaan di media massa dan mencaritahu pendapat orang lain
mengenai pemberitaan negatif di media massa tentang sosok polisi agar
mengetahui apakah fakta yang terjadi sesuai dengan dengan apa yang ada dalam pemberitaan
media massa. Setelah masyarakat tahu akan fakta yang sebenarnya,
baru kemudian masyarakat membentuk persepsi yang mencitrakan polisi.
Dari
persepsi yang terbentuk dari pengalaman maupun dari terpaan media massa,
masyarakat akhirnya membentuk opini pribadi tentang citra polisi. Dari
opini pribadi tersebut, maka akan terbagi menjadi 2 (dua)
bagianya itu mayoritas dan minoritas. Opini pribadi mayoritas merupakan pemahaman yang
sama yang dijadikan satu kemudian akan terbentuk consensus yang
berkembang menjadi opini publik.namun, dalam teori spiral of silence
menyatakan bahwa masyarakat dengan minoritas lebih memilih untuk diam dari pada mengunggkapkan opininya dengan alasan adanya ketakutan
di dalam masyarakat atau ketakutan terjadinya permasalahan dalam interaksi yang
menyebabkan minoritas menjadi tidak diakui dalam interasksi sosial. Di sisilain, ada
pula masyarakat yang
menyatakan bahwa tidak menjadi masalah apabila mereka tetap mengungkapkan opini walaupun opini mereka tergolong minoritas.mereka menilai opini
yang berbeda merupakan hal yang biasa dalam sebuah interasksi sosial.
Masyarakat dan polisi sudah seharusnya hidup berdampingan dalam rangka menjaga ketertiban umum,
menjalin kekompakkan, dan saling tolong menolong.Sehingga menjadi suatu pemandangan
yang indah jika polisi dan masyarakat rukun bersama dan tidak adanya lagi klaim –
klaim buruk dari masyarakat.
Polisi
yang merupakan penegak hukum di negara Indonesia
ini sudah seharusnya menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan meminimalisasi tindakan-tindakan kriminal
yang dilakukan oleh polisi sendiri dan juga memberikan pehaman yang
tegas kepada jajarannya bahwa tindakan kriminal yang dilakukan oleh polisi akan di kenakan hukuman
yang tegas.sehingga menjadikan anggapan-anggapan buruk masyarakat terhadap polisi berkurang ataupun hilang.
Media
massa yang
telah menjadi wadahnya masyarakat dalam mendapatkan informasi sudah sepatutnya menjadi pemberi informasi
yang proffesional, tidak adanya lagi pemberitaan menjebak dan membohongi masyarakat yang
menjadikan timbulnya konflik dalam masyarakat. Terlebih lagi kasus kriminal polisi yang
sifatnya sangat sensitif bagi masyarakat.Pemahaman informasi yang
disampaikan secara benar melalui media massa merupakan suatu kenikmatan sendiri bagimasyarakat akan sebuahi nformasi benar
yang di dapatinya.
Penulis adalah seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di universitas Malikkusaleh Aceh
Penulis adalah seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di universitas Malikkusaleh Aceh
Bereh
ReplyDeletehaha bereh.....
ReplyDelete