.post-body img { width:500px! important; height:auto! important;}

Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header Ad

//

Breaking News

latest

Cerpen sebuah kisah

Oleh: Anil Safrianza Suatu hari, Ada seorang anak bernama Dion. Dion dalah anak Yang suka menyendiri, Dia memiliki tubuh ...


Oleh:Anil Safrianza
Suatu hari, Ada seorang anak bernama Dion. Dion dalah anak Yang suka menyendiri, Dia memiliki tubuh yang biasa saja, dan memiliki wajah yang tampan. Dion termasuk anak yang pintar, tetapi dia memiliki fisik yang sedikit lemah dari anak-anak lainnya.

Malam harinya, ia berjalan-jalan ditaman, dan ia selalu bersedih, karena ia selalu merindukan masa kecilnya, entah kapan dia bisa merasakan kasih sayang dari orang tuanya lagi, dia bukan anak yatim, akan tetapi kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja.
Lalu Dion bertemu dengan wanita yang sedang berjalan dengan ibunya, wanita itu bernama Dina, Dina merasa merasa kasihan terhadap Dion, karena saat itu turun hujan, Dina langsung mendatangi Dion yang sedang kehujanan. Dan Dina bertanya kepada Dion, "kenapa kamu berhujanan disini?".  "Aku hanya ingin menyembunyikan air mataku dengan air hujan" Jawabnya, Dina bertanya lagi, "memangnya kamu kenapa, kok bisa seperti ini?",  "Aku hanya sedih, dan ingin melupakan sejenak kepalaku ini", jawab Dion.

Karena merasa kasihan Dina langsung memberikan jaket yang di pakenya kepada Dion. Dina menasehati Dion untuk segera pulang, karena hujan sudah sangat deras. Dina memberikan alamat rumahnya kepada Dion, lalu Dion mengikuti nasehat Dina, Dion pulang setelahnya.
Pagi haripun tiba, Dina terkejut, karena pagi pagi Dion sudah ada di rumahnya, dia langsung merapikan rambutnya, karena dia baru saja bangun tidur, Dina dengan sedikit malu menghampiri Dion, yang sudah gagah berdiri di halaman rumahnya, "hy, kenapa pagi pagi udah kesini" tanya Dina pada Dion. "Ngak apa apa, Aku cuma mau ngembaliin jaket kamu", " Hy, ga segitu juga kali, kok segitu nya kamu? Jawab Dina, "oh, ya udah, Aku pulang dulu yah" , sambung Dion.

Esok harinya, Dion mendaftar SMA, setelah mendaftar, Dion masuk di kelas 10B, kebetulan Dina juga bersekolah di sana, dan di kelas yang sama, di kelas itu Dion menjadi idola para siswi lain, saat itu guru langsung memberikan tugas, dan Dion yang pertama mengumpulkannya, karena Dion adalah orang yang pintar, setelah itu sebenarnya Dion sudah boleh pulang. namun dia menunggu Dina di luar kelas, 10 menit berlalu Dina pun datang dan bertanya "Mengapa kamu belum pulang? Kan kamu sudah boleh pulang dari tadi" dia menjawab "Aku nungguin kamu Dina Aku mau ngobrol sama kamu boleh?"
"boleh Memangnya ada apa?" tanya Dina. "Tidak ada apa-apa aku cuma mau nitip nomor HP aku sama kamu" jawab Dion.
"Oh iya" sahut Dina pelan, "Aku pulang duluan ya" Sambung Dion, setelah memeriksa hasil tugas itu guru Dion tahu bahwa Dion adalah siswa yang pintar, dan siswa seperti Dion sangat dibutuhkan oleh sekolah tersebut.

malam harinya Dina menghubungi Dion, karena tidak punya pulsa, Dina hanya mengirim pesan singkat kepada Dion. "message", HP Dion berdering, dilihatnya ternyata adalah Dina, setelah itu dia langsung menghubungi Dina, setelah lama mengobrol, Dion merasa mendapatkan apa yang dibutuhkannya bersama Dina, rasa kasih sayang yang tak diperoleh dari kedua orang tuanya, dan Dina telah berhasil mengukir senyum di wajah Dion, seusai menelpon Dina, Dion tak bisa tidur. karena terasa sangat bahagia, dan berterima kasih kepada Allah, karena telah mempertemukan nya dengan Dina, "selamat terlelap Dina Jangan lupa baca doa ya", Sambung Dion mengirim pesan singkat kepada Dina, karena Dion tahu "apapun yang kita lakukan kita harus mengingat Allah". "Dion orang yang baik religi juga" pikir Dina, Dina pun tidur dengan senyum kecilnya.

Mulai saat itu, Dion memiliki rasa kepada Dina, keesokan harinya Dion mengajak Dina untuk makan bersama di kantin sekolah. Setelah itu banyak siswi lain yang melirik kepada Dion dan Dina, tiba-tiba ada seorang siswi ke tempat duduk mereka "hy Dion" Aku Sifha sosok cewek yang terkenal dengan Gayanya yang sombong itu disekolah. "Yah aku Dion" jawab Dion dengan nada terganggu. "Kamu kok mau aja sih deket sama cewek miskin ini?" sambung Sifha sambil melirik Dina, merasa terusik dengan suasana itu, Dion menjawab "kamu nggak boleh gitu, kasihan Dina kamu telah menyakiti hatinya, kemudian Dina bergerak pergi dari meja itu, berlari ke arah Taman, setelah itu Dion langsung mengejarnya. "Mengapa dia berkata seperti itu?" tanya Dion. "Mereka adalah penguasa geng cewek di sekolah ini dan Sifha adalah ketua mereka, anak orang kaya yang selalu menyombongkan bapaknya" jawab Dina, "kamu nggak papa kan Jangan pikirkan omongan mereka ya" sambung Dion.
tret tret tret tret....
bel sekolah sudah berbunyi, mereka lalu masuk ke dalam kelas, sepulang sekolah Dion berencana mengajak Dina jalan-jalan untuk membeli buku, ternyata Dina tidak bisa pergi karena harus membantu ibunya.

Esok harinya, hari Minggu "selamat ulang tahun Dion" pesan singkat Dina masuk ke HP Dion, "loh kok dia bisa tahu ya hari ini aku ulang tahun" tanya Dion dalam hati, "iya makasih Dina, tapi kamu kok bisa tahu aku hari ini ulang tahun?" jawab Dion, menjawab pesan Dina itu. "Aku tahu dari data kamu, aku kan anggota OSIS di sekolah jadi aku tahu" balas Dina, malam harinya Dion datang ke rumah Dina, dengan sebungkus martabak dalam kantong plastik di tangannya."
"Assalamualaikum" sahut Dion. Di depan pintu rumah Dina.
"Waalaikumsalam", sahut seorang wanita sambil membuka pintu, itu adalah ibu Dina. "Eh ibu saya Dion temannya Dina, Dina nya" ada tanya Dion. "Oh, iya Dinanya ada tuh di dalam Lagi duduk" jawab mama Dina, "ayo masuk Nak Dion sambungnya"
"Oh iya Dina Ayah kamu mana" tanya Dion.
Suasana berubah menjadi sangat diam, Dina hanya terpaku menundukkan kepala, ibunya hanya memperhatikan Dina.
"Maaf kenapa diam? Apa aku salah?" tanya Dion lagi, "tidak nak Dion, ayahnya Dina itu, udah nggak ada sejak Dina berusia 7 tahun" jawab ibu Dina.
"Maaf ya Dina, Maaf bu saya mengungkit ini" sahut Dion dengan nada pelan dengan penuh rasa bersalah.
"Ngak apa-apa" jawab Dina.
"Dina saja seorang perempuan terlihat begitu Tegar, kuat dan sabar. Meski Dia sudah tidak punya ayah dan selalu dihina di sekolah, malu aku padamu Dina, aku lemah, aku selalu menangis karena ini, sedangkan kedua orang tuaku masih ada" pikir Dion di hati.
Setelah lama mengobrol, Dion meminta izin pulang kepada ibu Dina dan juga Dina.
Sepulang dari rumah Dina, Dion membeli obatnya di apotik, Dion menderita kanker otak, yang sekarang sudah stadium 3, hal yang tak seorangpun tahu bahkan kedua orang tuanya.

Di rumah Dina_______
"Kamu kenapa anak ke ibu lihat akhir-akhir ini semenjak kenal Dion kamu lebih ceria" tanya ibunya kepada Dina, "kamu lagi jatuh cinta ya" sambungnya.
"Ibu apaan sih, bisa aja. Jadi gini Bu semenjak Dina kenal Dion, ada yang beda rasanya, Dina punya sahabat sekarang, ya Jujur saja ya Bu, Dina juga punya rasa sayang sama Dion" jawab Dina tersipu malu".
"Anak Ibu sudah tahu jatuh cinta ya, ibu lihat Dion anak yang baik, sopan dan taat agama,Ya udah sekarang tidur tuh udah malem" jawab ibu Dina.
"Siap Kapten". Jawab Dina dengan nada bercanda.

Mulai saat itu, Dion terus berpikir akan sosok Dina yang sangat sabar, tabah dan kuat itu. Dion mulai belajar bawah mensyukuri apa yang ada itu lebih penting, dan percaya rencana Allah adalah yang terbaik.
"Tidak ada manusia yang lemah jika dia senantiasa mendekatkan diri kepada Allah", fikir dan prinsip Dion.
Hari berganti, minggu, bulan. Dan tak terasa hampir satu tahun mereka berada di kelas yang sama, dan dekat di rumah, dengan perasaan yang sama sama dipendam oleh kedua remaja tersebut.
Harii itu Dion mengajak Dina jalan-jalan, kali ini Dina bisa pergi dengan Dion,Mereka pergi ke sebuah Danau.
"Din" sahut Dion.
" Iya ada apa?" jawab Dina.
"Aku salut loh sama kamu, Kamu wanita yang kuat, tabah dan sabar atas semuanya di hidup ini" kata Dion.
"Ibu selalu mengajarkan aku untuk sabar Dion, ibu selalu mengingatkan aku kalau keburukan tidak boleh dibalas dengan keburukan juga" jawab Dina.

Dion semakin kagum kepada Dina, sosok wanita hebat, yang berada di sampingnya saat ini, membuatnya harus berkata jujur, bahwa dia lemah,
"Aku iri sama kamu Din, kamu selalu sabar dan kuat, sedangkan aku, masih punya dua orang tua, masih sangat lemah, cengeng. Dan waktu itu, pertama kali kita ketemu, aku lagi sedih, karena kedua orang tuaku tak memperhatikanku", kata Dion dengan nada sedih, kepala tertunduk ke bawah.
"Kamu nggak boleh seperti itu Dion,mereka sayang kepadamu, mereka mencari uang pasti untukmu. Tidak ada orang tua yang tidak mencintai anaknya" balas Dina.
Senjapun tiba, mereka pulang, dan sesampainya di rumah Dina.
"Din Makasih ya, kamu udah support aku, kamu telah mengajarkan banyak hal kepadaku" kata Dion, dan berlalu pergi.
Dina hanya heran, dan berpikir, Kenapa Dion pergi begitu saja.
Dua minggu telah berlalu, tetapi Dina tak melihat Dion di sekolah, dirumah, dan juga Dion tak bisa di hubungi.

Dan akhirnya, Dina mendapat informasi tentang Dion, dia tahu bahwa Dion dirawat di rumah sakit, dan Dina langsung pergi kerumah sakit itu untuk melihat Dion.
Setiba di rumah sakit___
"Kamu kok bisa kesini Din" tanya Dion, dengan suara yang tak begitu jelas, menahan rasa sakit.
"Aku tahu dari teman aku, Kamu kenapa nggak ngabarin aku?" tanya Dina, "aku nggak mau membuat kamu sedih, dan aku punya penyakit kanker otak. Aku mencintaimu" jawab Dion.
Dina sontak terdiam dan berkata "Terus apa masalahnya, kalau aku tahu, aku juga mencintaimu Dion".
"Makasih ya Din, sekarang aku bisa pergi dengan tenang, tanpa ada tanda tanya lagi, kamu terus semangat ya".Sambung Dion.

Dion pun berlalu, menghembuskan nafas terakhirnya di hadapan Dina, Dina hanya terdiam dengan tangisnya, lalu jatuh pingsan di samping Dion.

No comments