Cause we reptor by Anil Safrianza Siang itu, di rumah Rio kami sedang berkumpul bersama. Ruang tamu itu tampak berseri, d...
by Anil Safrianza
Siang itu, di rumah Rio kami sedang berkumpul bersama. Ruang tamu itu tampak berseri, disana aku dan sahabatku tengah bercerita, belum ada pembicaraaan yang serius di antara kami, mereka para sahahatku adalah; Rio, Yoski, Arif dan juga Andre. Suasana tiba-tiba pecah saat Rio menyampaikan ke inginannya untuk membuat sebuah perkumpulan.
Rio: "bagaimana jika kita membuat perkumpulan saja?"
Yoski: "bagus juga, bang!"
Arief: "kalau sebuah perkumpulan, kita
harus punya Basecamp untuk berkumpul."
Rio: "itu di bawah ada rumah,
bagaimana jika rumah itu saja kita jadikan Basecamp, tetapi kita harus
membersihkan dulu karena sudah lama tidak di huni."
Aku: "ya sudah, lebih baik kita mulai
segera membersihkan-nya, sebelum terlanjur sore."
Andre: "saya capek, saya mau pulang
dulu, mau makan."
Andre berlalu pergi meninggalkan kami,
sebagai pemuda berdarah minang, disaat kami beranjak dewasa kami di anjurkan
untuk tidur di surau atau berkumpul di sebuah tempat. Hal itu sudah menjadi
budaya turun temurun dari nenek moyang kami di Minangkabau.
Lalu kami menuju rumah yang di maksud Rio, tampak di hadapan kami sebuah rumah adat khas Minangkabau yang tampak usang, wajar saja, rumah itu sudah berusia puluhan tahun. Debu dan kotoran sangat lekat menempel hampir di seluruh permukaan dinding dan lantainya, mungkin iya rumah ini sudah cukup lama tidak di huni. Langsung saja kami mulai membersihkan kotoran yang ada disana, belum lama kami bekerja, azan maghrib sudah memanggil kami untuk melaksanakan shalat.
Esok harinya, kami melanjutkan pekerjaan kami membersihkan rumah itu, hari ini kami memiliki tambahan tenaga, karena sekarang sahabat-sahabat yang lain sudah tau dan datang membantu kami, disini kami belajar bekerja sama. Hampir setiap hari kami membersihkan rumah itu, hingga akhirnya rumah itu bersih, kami menambahkan sedikit dekorasi supaya tampak menarik, setelah semua selesai, dan kami rasa sudah layak untuk di huni, barulah kami mulai berkumpul disana, disana kami berbagi cerita, bercanda, membuang masalag dengan hal-hal gila, mulai dari bergoyang bersama dengan iringan musik yang cukup keras dan lampu yang mengikuti irama musik, semua itu sudah kami pasangkan sebelumnya sebagai dekorasi.
Hari berlalu, sudah dua minggu kami disini, namun, nama untuk perkumpulan kami belum ada, akhirnya kami melakukan musyawarah untuk mencari nama, karena dalam menentukan kebaikan bersama lebih baik jika di lakukan dengan musyawarah, sehingga mendapatkan sebuah keputusan yang bisa di terima bersama. Musyawarah itu di ikuti oleh bang Nanda, dia adalah seorang yang cukup dewasa dari kami yang bergabung bersama kami, dialah yang mengarahkan kami dalam bermusyawarah, akhirnya kami memutuskan untuk memberi nama perkumpulan itu dengan nama "Reptor_Mc Kubang Duo," dan tempat perkumpulan kami itu adalah, Basecamp Reptor.
***
Semenjak hari itu, nama Reptor melekat pada
diri kami masing-masing, semakin lama kami berdiri, pemuda-pemuda Kubang Duo
yang lain juga ikut bergabung dengan kami, kami terus mengembangkan perkumpulan
kami, mulai dari membuat stiker bertuliskan Reptor_Mc, hingga bendera yang di
ukir oleh Rio.
Semenjak itu, kami selalu bersama-sama tidur di tempat itu, hingga suatu hari kejadian-kejadian aneh mulai kami raskan, terutama aku, seringkali melihat hal-hal aneh di rumah itu, mulai dari melihat kaki berjalan namun hanya dari pinggang kebawah, ataupun pintu yang tertutup dengan sendirinya, sedangkan jika di dorong itu cukup menguras tenaga menutupnya, itulah sebagian hal-hal mistis yang pernah terjadi, semua itu sempat membuat beberapa dari sahabat kami takut untuk pergi kesana, seiring berjalan waktu kami semua mulai terbiasa dengan semua itu. Hampir setiap hari kami bermain koa disana, koa, adalah permainan anak Minangkabau, atau sering di sebut permainan anak nagari.
Waktu terus berjalan, perkumpulan kami mulai di hampiri berbagai hambatan, mulai dari kecaman masyarakat karena ulah anggota kami yang sering kali ugal-ugalan saat berkendara. Hingga suatu hari, beberapa orang anggota kepolisian menghampiri kami di Basecamp, mereka menerima laporan, bahwa di tempat kami adalah tempat perjudian, dan pesta narkoba, tetapi semua itu tidak terbukti, kami bukanlah generasi yang rusak, merokok, kami rasa itu tidak terlalu jadi masalah, sangat banyak orang-orang petinggi negeri ini yang merokok, bagi kami semua hanyalah hiburan pelepas masalah, mencari gelak tawa.
***
Mulai kejadian itu, kami berusaha
menunjukkan sisi positif dari sebuah perkumpulan yang kami namai Reptor itu,
seringkali kami menolong orang yang membutuhkan bantuan kami, kami sudah biasa
bekerja sama dalam melakukan suatu hal, kami bukanlah sekedar perkumpulan yang
meresahkan masyarakat, kami memiliki anggota yang hobi dalam dunia otomotif,
olahraga, dan aku sendiri jatuh cinta pada dunia tulis, kami saling mendukung
satu sama lain, memberi semangat dan mempermudah sahabat kami dalam mendapatkan
apa yang menjadi tujuan mereka. "RRC" adalan Reptor racing club,
sebagai nama yang di gunakan bagi anggota pecinta otomotif, "Reptor
Fc" nama dari tim sepak bola dan futsal kami, dan aku menggunakan
"Reptor29" sebagai nama pena.
Waktu itu, akan di adakan acara tournamen futsal di daerah kami, dan kami sebagai pemuda di sekitar sana juga mengikuti rangkaian acara persiapan sebelum acara itu di laksanakan, seperti rapat, saat itu kami lah yang lebih antusias dalam acara itu, dimana keungan yang kami hasilkan dari menyumbang se adanya lebih baik dari panitia rapat, semua itu mandapat apresiasi yang baik dari ketua pemuda, se usai rapat, kami seluruh atas nama Reptor_Mc di tunjuk sebagai keamanan selama acara tersebut berlangsung, namun, bukannya sebagai keamanan kami bertugas mengamankan, seringkali kami yang membuat kerusuhan, bagaimana tidak-- disaat salah seorang dari kami yang di perlakukan tidak pantas menurut kami, saat itulah masalah itu akan menjadi masalah kami bersama, seringkali di antara kami berselisih hanya karena seorang wanita, namun kami dalam menghadapi masalah seperti ini, kami akan menasehati kedua sahahat kami yang tengah berselisih. Karena kami adalah "Reptor" sekumpulan sahabat, bahkan kami adalah satu keluarga besar.
No comments