.post-body img { width:500px! important; height:auto! important;}

Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header Ad

//

Breaking News

latest

Cerpen Langkah terakhir sang pengembara

                                             Langkah terakhir sang pengembara                                                          Penul...

                                             Langkah terakhir sang pengembara
                                                         Penulis: Anil Safrianza


"Hidup? Setiap manusia punya misi masing-masing dalam hidup mereka, menemukan yang terbaik dari diri sendiri mungkin sebuah mimpi dari setiap manusia."


Sebagai seorang manusia, Adji. Dia juga memiliki harapan dan keinginan menjadi pribadi yang baik, akan tetapi masa lalu yang kelam dan pahit sebagai seorang anak broken home telah membuat pola fikir dan pemahaman-Nya kepada arti hidup sebenarnya berubah. Remaja yang tergolong pintar ini merasa bingung dan bertanya siapa dirinya? Itu adalah pertanyaan yang terkadang begitu menyiksa baginya.

 

Juni 2013, tahun di mana Adji lulus dari sekolah menengah pertama. Mulai saat itu dia berkeinginan memperbaiki hidup yang telah berlarut dalam kesedihan dan kehancuran, melanjutkan sekolah jauh dari rumah adalah salah satu jalan yang di pilihnya. Masa SMA di mulai, dan ini adalah awal pengembaraan yang akan di laluinya demi bisa menjadi pribadi yang lebih baik.


Awalnya memang baik, tetapi latar belakang sebagai seorang anak broken home menjadikan dirinya yang dulu begitu periang berubah menjadi pribadi yang begitu introvert. Kenyataan memang sangat pedih dan pahit, tetapi takdir tak bisa di salahkan, bersabar dan memperbaiki diri mungkin itu yang bisa di lakukan-Nya.


Cinta baginya hanyalah sebuah pelampiasan atas hari-hari lelah yang di laluinya, namun semua pandangan akan cinta itu sirnah bak di telan bumi setelah dia bertemu dengan Siska. Siska merupakan seorang gadis yang masih sangat polos, berusia 2 tahun lebih muda darinya, perkenalan mereka berawal di saat Adji yang tengah duduk di halaman rumah selepas pulang sekolah melihat Siska tengah berjalan di depan rumahnya, peradaan yang tak biasa di rasakan hatinya, jantung berdetak kencang dan mata tak hentinya mengikuti setiap langkah Siska.



Hari berganti, tetapi sosok Siska masih terekam jelas di benak Adji, saat itulah semua yang terjadi pada diri Adji seakan-akan berubah 360 derajat. Dia mulai menunjukkan usaha untuk mendapatkan cinta Siska, setiap hari di lalui dengan menghibur dan memberi perhatian kepada Siska. Siska yang juga berlatar belakang sama dengan-Nya sebagai seorang broken home membuat perasaan kedua insan ini semakin padu dan menyatu dalam berbagi dan saling bersandar.


29 Agustus 2014, saat itu Adji mengutarakan perasaan-Nya kepada Siska, hari yang mungkin tak akan pernah bisa di lupakan-Nya. Saat itulah kedua insan itu memadu kasih dalam ikatan cinta, berbagi keluh kesah dan saling mengerti adalah hari-hari mereka. Siska adalah sosok wanita yang sangat dewasa di mata Adji, dia selalu membimbing dan mengarahkan Adji ketika kenangan kelam dan pahit itu terulanh dan bermain lagi dalam fikiran-Nya. Cinta suci dan tulus itu bukan tanpa rintangan, tetapi saat itulah Adji benar-benar di uji dan di latih untuk menjadi lebih baik lagi.


Hubungan mereka sering kali di nodai oleh orang-orang uang tak suka dengan kebahagiaan yang mereka dapatkan, hingga suatu ketika Siska mendengar perkataan orang yang buruk tentang Adji, sebagai seorang wanita yang sangat sensitif masalah hati, lantas dia bertanya kepada Adji.

.

"Ji, kalau kamu memang lebih bahagia dengan orang lain, pergilah, Ji. Aku akan berusaha tegar dan iklas meski itu sangat berat bagiku."

.

"Semua kebahagiaan dan ketenangan hati hanya aku dapatkan semenjak aku mengenalmu, kamu yang selalu mrngarahkan langkahku di jalan Allah dan kembali untuk bangkit." Jawab Adji dengan meng-genggam tangan Siska.

.

"Coba dengar kata mereka, aku ini wanita, Ji." Sahut Siska, air mata mengalir di wajah cantik gadis itu.

.

"Tak usah dengarkan apa kata mereka, ataupun apa kata dunia tentang kita. Yang penting Allah tahu niat cinta kita ini dan suci padanya (memeluk Siska), bila terkadang mulutnya kejam, peluklah aku dan janganlah menyerah-- mereka bukanlah hakim kita. Terkadang cinta memang buta, tetapi sadarkah kita bila ternyata dunia yang sering membutakan cinta kita? Tak perlu dengarkan apa kata mereka." Jawab Adjie.


Waktu terus berlalu, sekarang Adji sudah sangat lelah dengan beban fikiran yang sudah begitu lama menyiksa perasaan-Nya, sekolah yang seringkali menjadi terabaikan sekarang harus menjadi korban. Dia memutuskan berhenti fan keluar sekolah. Dan pergi jauh meskipum berat meninggalkan Siska sendiri dan dia juga tahu bahwa Siska juga sangat membutuhkan dirinya berada di sana, tetapi harus di lakukan-Nya.



Sesekali teman bertanya kepadanya, "Ji, apa kamu tak menyesali keputusanmu keluar sekolah?"

.

"Bagi saya hidup adalah mekanisme tuhan, semua telah di rencanakan Allah sebelum sebelum kita lahir, kita semua memiliki jalan berbeda dan mungkin ini adalah jalan saya. Menyesali semua apakah akan mengubah keadaan seperti semula? Bagi saya memperbaiki dan intropeksi diri itu lebih baik dari pada menyalahkan diri sendiri dan berlarut dalam penyesan."



Mendengat jawaban Adji yang brgitu lugas, dia berlalu dan meninggalkan Adji.



Sekarang jarak memisahkan-Nya dengan Siska, hidup di 2 pulau berbeda tak lantas membuat cinga mereka yang tertanam di dalam hati punah begitu saja. Saat itulah di mengajukan pertanyaan kepada Siska.

.

"Siska, apa kamu masih mau bersamaku? Aku kan sudah tidak srkolaah lagi, apa kamu tidak malu sama teman-teman yang lain?"

.

"Semua yang kamu punya adalah yang aku butuhkan, aku tidak berharap lebih dari yang kamu punya, kenapa aku harus malu? Bagiku cinta hanya punya 2 hal pokok; kaya akan cinta itu sendiri dan mampu menerima dengan apa adanya." Jawab Siska merespon pertanyaan Adji.



Mendengar semua perkataan Siska dan melihat semua proses yang telah di lalui bersama membuat hati kecil Adji sangat terharu, dan dia berfikir ini adalag akhir dari pencarian cinta-Nya. Dia telah bertemu dengan orang yang di carinya, melabuhkan cinta dan kasih sayang kepada Siska, wanita yang telah mampu mengubah hari kelamnya menjadi berwarna, mengarahkan dan mengembalikan keyakinan-Nya akan kebahagiaan dunia dan memperbaiki diri untuk menghadapi akhirat.

Dan ini adalah langkah terakhir sang pengembara.

No comments