.post-body img { width:500px! important; height:auto! important;}

Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header Ad

//

Breaking News

latest

CERPEN CINTAKU PADA MALAIKAT KECILKU

                                         CINTAKU PADA MALAIKAT KECILKU                                                       Oleh: Tita Pu...

                                         CINTAKU PADA MALAIKAT KECILKU 
                                                     Oleh: Tita Puspitasari 

Cinta adalah kepasrahan, kerinduan dan kasih yang tak akan ada ujungnya hingga akhir waktu. Setiap hujan turun rintik-rintik membasahi dunia, kilat menyambar dengan keras mengingatkanku akan kecintaan, kerinduan dan kehangatan di dalam pelukkan ibu. Andai waktu ku putar kembali ke masa lalu, pasti kan kuberikan seluruh hidup, harapan dan mimpi sebagai tanda bukti bahwa dirimu sangat berarti untukku. Pengorbanan, keikhlasan, ketabahan yang telah kau berikan kepadaku dengan menjaga, merawat dan mendidikku hingga sebesar ini tak kan ku lupakan. Setiap detik setiap menit dan setiap waktu kau selalu ada untukku, baik suka maupun duka.

Rasa cinta kepada ibu kini telah tumbuh di hatiku sehingga aku ingin sekali memeluknya. Bila ku putarkan waktu kembali ke masa tiga tahun yang lalu, aku teringat di saat ujian datang menimpaku dengan harus merelakan diri meninggalkan ibu, karena aku adalah seorang anak yang baru saja belajar dari pengalaman dan perjalanan hidup untuk mencari siapakah malaikat yang telah dikirim Allah untuknya.
Sebelum aku belajar dari semua itu, aku ini anak yang sangat sulit dinasehati oleh siapapun terutama oleh ibu sehingga aku selalu melawan dengan membantah perkataannya, walau itu memang membuat hati ibu sakit dan perih. Lalu aku berpikir, daripada harus mendengarkan nasehat ibu setiap hari dan setiap waktu, lebih baik aku menjauh darinya dengan pergi meninggalkan ibu sendiri di rumah selama beberapa hari dan tidak lupa kutinggalkan selembar kertas untuknya.
Begitu kakiku melangkah keluar akhirnya perjalanan jauh dimulai. Menit demi menit waktu terus berputar, jalan terus kulewati akan tetapi, disaat kakiku sudah mulai letih melangkah tak tahu mengapa tiba-tiba hatiku berdetak-detak sangat kencang dan merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Meski begitu aku terus dan terus menahannya dengan semampuku. Lalu hatiku bertanya ‘apakah rasa ini, rasa kerinduanku kepada ibu? Tetapi aku yakin dengan seyakin-yakinnya pasti ini tidak seperti apa yang telah kubayangkan sekarang’.
  “Sudahlah, untuk apa aku berpikir seperti ini. Pokoknya sekarang aku harus cepat mencari tempat tinggal meski tempat tinggal itu kecil, kotor dan tak berpenghuni!” ucap aku sambil berjalan 
Aku yang terus berjalan mencari tempat tinggal, tak mengira hari sudah mulai senja dan sudah menunjukkan pukul 17.30 tetapi, kakiku terus melangkah melanjutkan perjalanan. 
Waktu yang terus berjalan dengan cepat, akhirnya aku melihat sebuah masjid yang sangat besar, lalu akupun berpikir ‘daripada harus mencari tempat tinggal terus menerus yang tak kunjung datang, lebih baik aku tinggal di masjid saja untuk beberapa hari, karena hari sudah senja’. Ketika waktunya beribadah akupun segera memasukinya. Begitu masuk ternyata ada seorang bapak yang baru saja selesai mengaji, lalu aku bertanya dan mengobrol dengannya untuk meminta izin agar aku bisa tinggal di masjid untuk sementara waktu dan tak ku kira ternyata bapak itu mengizinkanku untuk tinggal di dalamnya, bapak bernama pak Rahmat. Beliau pun sebenarnya adalah penjaga dari masjid Al-Mubarokah yang akan kutempati sekarang. Begitu aku selesai mengobrol dengannya, akhirnya beliau pun segera berpamitan bersiap-siap untuk melaksanakan adzan maghrib memanggil semua orang untuk beribadah.
Disaat waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 aku segera melaksanakan shalat maghrib dan dan beberapa menit kemudian dilanjutkan kembali dengan shalat isya. Begitu sudah selesai akupun segera tidur mengistirahatkan tubuhku yang sudah berjalan jauh sekali. 
~~~~~~~~~~~~ 
Keesokannya, burung-burung mulai bernyanyi, ayam berkokok untuk membangunkan semua orang yang terlelap dari tidurnya, lalu aku yang baru saja bangun segera pergi ke air berwudhu untuk melaksanakan shalat shubuh. Begitu sudah selesai aku segera kembali dan shalat shubuh berjamaah dimulai.
Setiap ibadah yang ku kerjakan, aku harap permohonan dan doaku selalu di dengar oleh Allah, karena bagiku tidak akan ada suatu hal yang dapat terselesaikan sendiri tanpa bantuan dan jalan keluar yang telah diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, aku sebagai hamba Allah akan berjuang dan berusaha dalam menghadapi segala hal apapun seperti cobaan yang sedang menimpaku sekarang ini.
Setelah beberapa menit akhirnya shalat shubuh pun selesai dan dilanjutkan kembali dengan berceramah oleh pak Rahmat mengenai ‘Cintaku Pada Malaikat Kecilku’. Lalu akupun mendengarkan dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh. 
  “Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh!” salam pak Rahmat 
  “Wa’alaikumsalam Warohmatullohi Wabarokatuh!” jawab serempak 
  “Para jamaah, pada hari ini saya akan berceramah mengenai cintaku pada malaikat kecilku. Para sahabat tolong dengarkanlah dengan hati yang terbuka dan tolong pahamilah apa isi dari makna cerita ini!” ucap pak Rahmat 
Dan pak Rahmat pun mulai menjelaskan dengan sedetil-detilnya sehingga para makmum pun tersentuh oleh penjelasannya. Aku berpikir ternyata selama ini aku sudah membuat kesalahan yang sangat besar kepada kedua orangtuaku terutama ibu dan aku sangat menyesalinya sekali.
  “Subhanallah....maha suci Allah sebagai pembuka hati dan penutup hati seorang hambanya, maka marilah kita bersama-sama kembali ke jalan yang benar sebelum mata hati kita ditutup oleh Allah, sebelum kita menjadi tuli akan seruan Allah maka, marilah kita kembali ke jalan yang benar menurut surat Al-Fatihah (dibaca dengan artinya). Dan sekarang marilah kita buka mata hati kita dan tundukkanlah kepala kita dan tolong dengarkanlah dengan mata hati kita agar kita bisa memahami cerita ini dengan lebih baik!” ucap pak Rahmat 
Waktu yang terus berjalan dengan cepat akhirnya ceramah pun selesai dan semua orang pun keluar meninggalkan masjid terkecuali aku dan pak Rahmat. Lalu beliau pun menyapa dan bertanya kepadaku.
  “Assalamu’alaikum!” sapa pak Rahmat 
  “Wa’alaikumsalam!” jawab aku 
  “Nak, mengapa menangis? Apa sedang ada masalah, bila ada ayo ceritakan saja kepada bapak, mungkin bapak bisa bantu?!” 
  “Ehm...begini pak, setelah aku mendengarkan ceramah bapak tadi, hati aku tersentuh sekali. Sehingga sekarang ini aku merasa banyak berdosa kepada kedua orang tuaku terutama kepada ibu!” 
  “Memangnya, kamu telah membuat kesalahan apa kepada mereka?” 
  “Kesalahanku adalah selalu melawan dan membantah perkataan mereka, karena itulah aku pergi meninggalkannya!” 
  “Astagfirullah. Nak yang kamu lakukan itu sangat salah. Seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti itu, bila orang tuamu memberikan suatu nasehat, itu sama saja artinya orang tuamu sangat sayang kepadamu!” 
  “Oh.…..begitu ya pak. Jadi selama ini aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar kepada ayah dan ibu. Sekarang aku sudah sangat menyesalinya atas perbuatan yang telah ku lakukan selama ini dan akupun akan berusaha untuk memperbaikinya. Tetapi pak, aku harus mulai dari mana?!” 

 “Begini saja...lebih baik kamu sekarang pulang ke rumah lalu memohon dan meminta maaf kepada kedua orang tuamu terutama kepada ibu, bahwa sekarang kamu telah menyesali atas kesalahan-kesalahan yang selama ini kamu lakukan kepadanya. Dan bapak beri tahu ya, sesungguhnya ketika keturunan nabi Adam mati, maka akan terputus semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak shaleh. Maka dari itu, kamu bercita-citalah menjadi anak yang shaleh karena hanya anak shalehlah yang kelak bisa meringankan azab kedua orang tuanya setelah semua amalnya terputus. Oleh karena itu, tugas seorang anak di muka bumi ini adalah untuk menjadi anak yang shaleh karena dengan itulah kamu bisa membahagiakan kedua orang tuamu terutama ibu!” 

  “Baik, aku akan melakukan seperti yang telah bapak jelaskan kepadaku. Dan sebelumnya aku mengucapkan terima kasih sekali atas nasehatnya. Sekarang aku berjanji untuk tidak membuat kesalahan yang kedua kalinya!”
  “Alhamdulillah. Nah, sekarang sebelum kamu pulang, ayo kamu sarapan dulu supaya ada tenaganya, lalu setelah itu kamu segera bersiap-siap untuk menghadapi perjalanan jauhmu. Lalu...karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 maaf ya bapak harus segera pulang. Jadi maaf bapak tidak bisa berlama-lama di sini!”ucap pak Rahmat sambil melihat jam tangannya 
  “Iya pak, tidak apa-apa kok. Justru aku berterima kasih sekali kepada bapak sudah mau menyempatkan waktu mengobrol denganku!” 
  “Sama-sama, yang penting sekarang kamu sudah lebih tenang kan. Nah, bapak pamit pulang dulu ya Assalamu’alaikum!” ucap pak Rahmat 
  “Wa’alaikumsalam. Hati-hati di jalan ya pak!” jawab aku 
Dan akhirnya pak Rahmat pun pergi, sedangkan aku sendiri bersiap-siap untuk pulang dengan membereskan perlengkapan, dan setelah semua beres perjalanan jauh dimulai. Ketika    dalam perjalanan yang panjang itu, hatiku berdetak sangat kencang seperti yang pernah kurasakan sebelumnya dan ternyata rasa itu adalah rasa kerinduanku kepada ibu. Dan aku ingin sekali untuk segera meminta maaf kepadanya dengan berlutut dihadapannya.
  “Aku hanya bisa menangis dengan bercucur air mata dari kedua pelupuk mataku ini, aku hanya bisa memaki diriku sendiri yang tak pernah bisa kukatakan....aku cinta....aku cinta....aku cinta kamu ibu!!!! Tapi apa?...tapi apa?....aku sungguh benar-benar tak bisa berkata sedikit katapun padamu. Maafkan aku....maafkan aku.....ibu!!! Aku memang anak durhaka di muka bumi ini, karena? Karena aku tak pernah bisa berkata, aku cinta kamu ibu...maafkan aku ibu.... Terpikir sekarang kesalahan-kesalahanku itu ternyata terjadi semenjak aku kecil, maafkan aku ibu....maafkan aku ibu....!” ucap aku dengan rasa penyesalan 
Rasa rinduku kepada ibu kini tak bisa ku pendam, kesalahan-kesalahanku begitu banyak kepadanya sehingga membuat ibu menjadi sedih, akan tetapi bila waktu masih memberikanku kesempatan, aku ingin memohon maaf atas kesalahanku yang telah ku lakukan kepadanya, karena sekarang aku tahu bahwa surga itu ada ditelapak kaki ibu.
 

Beberapa jam kemudian, Alhamdulillah, akhirnya aku sampai di tempat tujuan, rumah. Begitu masuk ke dalam dengan memberikan salam, ternyata yang ada hanyalah seberkas buku-buku berantakan, akan tetapi suara tangisan tiba-tiba terdengar dari dalam kamar ibu, lalu aku berjalan menuju pintu kamarnya begitu aku buka ternyata suara tangisan ibu dan akupun segera menghampirinya lalu berlutut dihadapannya.
  “Ibu.....!” ucap aku sambil berlari menuju ibu 
  “Nak, kamu kemana saja ibu khawatir sekali kepadamu. Kemarilah sayang!” sang anak pun berlutut dihadapan ibu dengan terurai air mata kemudian sang ibu mengusap kedua telapak tangan anaknya 
  “Ibu maafkan aku...karena aku telah berdosa kepada ayah dan ibu terutama kepada ibu,    aku telah durhaka kepada ibu...maafkan aku ibu...maafkan aku ibu!” 
  “Nak, bangun dan duduklah di samping ibu. Kesalahan-kesalahanmu itu sudah ibu maafkan!” 
  “Ibu, kini aku sadar apa tugasku di muka bumi ini, karena aku telah disadarkan oleh seseorang yang memberikan akan apa makna hidup aku di muka bumi ini bu, yaitu untuk menjadi anak yang shaleh karena dengan itulah aku akan bisa membahagiakanmu bu!” 
  “Sayang..!” ucap ibu dengan memeluk erat 
  “Sekarang aku sudah besar bu hingga aku tahu betapa pentingnya seorang ibu bagiku, bercucurlah kembali air mataku ini dari kedua pelupuk mataku karena terbayang kembali masa laluku dengan ibu itu, kebanyakan aku hanya bisa menyakiti hati ibu dan tak pernah bisa bahagiakan diri ibu, maka aku akan peluk ibu, aku akan mencium kening ibu, aku akan bersujud dihadapan ibu dan meminta ampunan pada ibu maafkan aku ibu...maafkan aku ibu..!” 
  “Sayang, ibu maafkan semua kesalahanmu baik dulu, sekarang maupun yang akan datang karena ibu sayang kamu nak!” ucap ibu sambil menangis dan memeluk anaknya 
  “Aku juga bu... 
Dan itulah masa laluku dengan ibu yang membuat hatiku sekarang rindu sekali kepadanya. Akan tetapi, meski dia sudah tiada dia akan selalu ada di hatiku. 
Ibu.... 

Setiap aku mengingat dirimu 

Tak pernah terpikir kau akan pergi meninggalkanku secepat ini.... 
Ibu.... 
Semenjak kau sudah tiada 
Hatiku sakit dan perih sekali 
Sehingga bercucurlah air mataku ini..... 
Ibu..... 

Kau yang sudah menjaga, merawat dan memberiku kasih sayang 

Tak akan ku lupakan 
Ibu.... 
Ini kata-kata terakhir yang bisa ku ucapkan 
Selamat jalan ibu..... 
Sesungguhnya keridhoan Allah itu berada diantara keridhoan orang tua, maka bahagiakanlah orang tua kalian karena sesungguhnya sesuatu itu akan sangat berharga apabila sesuatu itu telah hilang.
SELESAI

No comments